Jumat, 18 November 2011

ETIKA BELAJAR DI DALAM KELAS


Tema : Pendidikan

            Dalam anggapan sebagian pelajar, belajar adalah sesuatu yang membosankan. Hal ini disebabkan dalam proses pembalajaran, pendidik atau guru kurang memperhatikan metode yang digunakan dalam proses pembalajaran di kelas, karena karakterisitik setiap pelajar berbeda – beda, sehingga pendidik atau guru harus menggunakan metode yang bervariasi agar pelajar dapat memahami setiap pelajaran yang diterangkan oleh pendidik dan tidak membosankan bagi pelajar.     Dalam proses pembelajaran di dalam kelas terdapat etika yang harus ditaati oleh setiap pelajar, tetapi tidak hanya pelajar yang harus menaati etika tersebut, guru atau pendidik juga harus menaati etika pembelajaran di dalam kelas. Banyak etika pembelajaran yang harus ditaati di dalam kelas bagi pelajar dan pendidik seperti berikut:
  • Etika di dalam kelas
Suatu etika yang harus ditaati oleh pelajar dan pendidik di dalam kelas seperti, tidak berisik pada saat proses pembelajaran sedang berlangsun bagi pelajar kecuali pada saat berdiskusi atau proses tanya jawab, tidak saling mengganggu teman yang sedang mengikuti pelajaran di dalam kelas, pendidik tidak menggunakan alat elektronik di dalam kelas.
  • Etika dalam bertanya
Suatu etika yang harus ditaati oleh pelajar dan pendidik di dalam kelas seperti, tidak menggunakan perkataan yang tidak baik dalam mengajukan pertanyaan dan pendidik yang menjawab pertanyaan pelajar tersebut juga harus menggunakan bahasa yang baik, tidak hanya itu setiap pelajar yang ingin mengajukan pertanyaan sebaiknya pelajar mengangkat tangan kanan mereka agar pendidik mengetahui pelajar yang ingin bertanya.
  • Etika dalam berpakaian
Dalam etika berpakaian pelajar dan pendidik harus memakai pakaian yang sopan dan rapih. Jika pelajar tersebut masih duduk di bangku sekolah harus menggunakan pakaian seragam yang merupakan aturan dari sekolahan tersebut dan bagi mahasiswa yang mempunyai kebebasan dalam berpakaian tetapi mahasiswa juga harus menggunakan pakaian yang sopan dan rapih.

Sumber : Endah Ari Kusumadewi dan Fatma Kusuma Wardani

Nama               : Fatma Kusuma Wardani
NPM               : 10208486
Kelas               : 4EA10
Tulisan Etika Bisnis   

Jumat, 04 November 2011

ETIKA BISNIS


  1. PENGERTIAN ETIKA
Untuk memahami apakah “etika”, maka perlu membandingkannya dengan moralitas. Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lainnya.
           Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal dari bahsa latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi, pengertian secara umum etika dan moralitas sama-sama berarti system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
       Selain itu, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas. Dalam pengertian ini, “etika”mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas.
            Etika dalam pengertian kedua ini sebagai filsafat moral atau ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika dalam pengertian pertama berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedoman dan pegangan hidup manusia dalam kehidupannya. Hal  ini berkaitan dengan perintah dan larangan langsung yang nyata. Adapun pengertian etika dalam pengertian bebas adalah lebih normatif sehingga mengikat setiap pribadi manusia.

  1. ETIKA YANG DILAKUKAN SEHARI-HARI DAN ETIKA DALAM BERBISNIS
Etika yang dilakukan sehari-hari adalah nilai-nilai, tata cara hidup, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Contohnya, etika dalam berbicara dengan orang lain dan etika bersikap terhadap orang lain.
Adapun etika bisnis memang perlu dalam melakukan kegiatan bisnis. Bukankah bisnis dan etika adalah dua hal yang bertolak belakang dan berbeda? Banyak opini yang demikian sering beredar di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang berkecimpung di dunia bisnis. Ada sebagaian masyarakat dan pelaku bisnis berpendapat bahwa etika bisnis itu hanya dalam teori di kampus-kampus. Karena pada kenyataannya, jika memang masa mendapatkan keuntungan, sering kita harus melupakan dan melanggar etika. Apakah memang demikian yang benar dalam berbisnis?
          Banyak defenisi yang berkaitan dengan etika, tetapi pada intinya etika adalah semua norma atau aturan umum yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan perbuatan yang baik.
        Etika tidak memiliki sanksi yang jelas selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum dan peraturan yang ada. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sedangkan melanggar etika sanksinya tidak jelas atau hanya sanksi moral semata. Sehingga pada kenyataannya sering etika tidak begitu diperhatikan.
          Contoh, Anda menjual mobil dengan kondisi yang buruk atau cacat, tetapi dengan berbagai cara, Anda berhasil menyembunyikan masalah tersebut sehingga secara kasat mata tidak diketahui oleh pemakai, kecuali setelah menggunakannya selama beberapa waktu. Kemudian Anda sebagai pelaku bisnis membuat aturan bahwa barang yang telah dibeli tidak bisa dikembalikan lagi dan barang itu tanpa garansi. Lalu ada orang yang membeli mobil tersebut, dan tentu saja sebagai orang awam dia tidak bisa melihat masalah atau kerusakan tersebut, dan transaksi pun terjadi. Tidak lupa Anda mengingatkan kepada pembelinya bahwa barang telah dibeli tidak bisa ditukar atau dikembalikan lagi.
           
  1. TEORI-TEORI ETIKA
Pada dasarnya teori etika ini terbagi atas dua macam, yaitu:
1.  Teori deontologi berasal dari bahasa Yunani, “Deon” berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiaban manusia untuk bertindak secara baik suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakan yang dilakukan melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri, dengan kata lain, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu. Contoh, suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi pelakunya karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku dalam hal memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya, serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya.
2.    Etika teologi, yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya dengan tindakan itu atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Contoh, seorang anak mencuri uang untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan, tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum. Etika teologi lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan yang bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Oleh karena itu, setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.

Sumber:
Arijanto, Agus. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.2010.

Nama              : Fatma Kusuma Wardani
NPM               : 10208486
Kelas               : 4EA10
Tugas Etika Bisnis

Senin, 30 Mei 2011

Reproduksi Naskah : Abstrak


Abstrak merupakan suatu penyajian singkat mewakili isi tulisan sehingga menjadi bagian tersendiri dari tulisan tersebut. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan dan ikhtisar. Dalam tulisan ilmiah seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.

Abstrak Deskriptif
Disebut abstrak deskriptif, karena abstrak ini hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas tentang aspek-aspek yang terdapat dalam tulisan itu sendiri. Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam Abstrak. Sehingga pada pembuatan abstrak penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan tentang problematika yang terdapat dalam tulisannya.

Abstrak Informatif: Ringkasan dan ikhtisar
Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada.
Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan.

Contoh
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE

Novel Haliana
ABSTRAK
            Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk Mie Instan Merek Indomie ini bertujuan untuk mengetahui apakah diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang akan dilakukan. Dan dari faktor tersebut ingin diketahui faktor manakah yang paling berpengaruh secara dominan terhadap keputusan pembelian produk Mie Instan merek Indomie.
Untuk menganalisis perilaku pembelian konsumen tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan uji validitas, reliabilitas, normalitas , korelasi spearmen dan uji chi square. Dari hasil uji validitas bila data yang diolah bersifat valid maka akan digunakan dalam perhitungan berikutnya, namun bila tidak valid maka tidak akan digunakan. Dan saat diuji dengan uji reliabilitas data dari semua variabel bersifat reliabel. Untuk uji normalitas disini digunakan dalam pemilihan korelasi spearmen dan uji chi square, karena data tidak terdistribusi normal.
Dari hasil pengujian yang dilakukan didapat bahwa seluruh faktor baik budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk Mie Instan Merek Indomie. Namun dari ke empat faktor tersebut yang paling dominan adalah faktor budaya dengan nilai korelasi pengambilan keputusan pembelian sebesar 0,466.
Kata kunci : Pengambilan Keputusan Pembelian, Faktor-Faktor, Indomie

Sumber

Nama              : Fatma Kusuma Wardani
NPM               : 10208486
Kelas               : 3EA10
Tugas Bahasa Indonesia 2


RESENSI


PENGERTIAN RESENSI
            Resensi disebut juga dengan pertimbangan buku atau istilah yang banyak muncul sekarang ialah bedah buku, timbangan buku, tinjauan buku dan lain – lain. Semua itu tidak lain adalah suatu tulisan yang berupa ulasan mengenai nilai sebuah buku atau karangan. Akhir – akhir ini resensi tidak bergerak hanya dalam bidang buku, tetapi juga mengenai film, pameran seni dan karya sastra.
            Resensi bertujuan memberi tahu kepada calon pembaca untuk mempertimbangkan apakah buku tersebut pantas  dibaca atau tidak. Maka membuat resensi harus mempertimbangkan dasar – dasar dan sasaran yang jelas.

DASAR – DASAR RESENSI
            Agar sebuah resensi atau pertimbangan diberikan secara objektif, maka penulis resensi harus memperhatikan dua hal, yaitu:
1.      Penulis resensi harus memahami sepenuhnya tentang tujuan pengarang buku.
2.      Penulis resensi harus menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi itu sendiri.
Tujuan pengarang buku biasanya dapat dilihat dari kata pengantar atau pendahuluan buku tersebut. Tujuan buku tersebut harus dapat ditangkap oleh penulis resensi yang kemudian harus dilihat apakah tujuan buku itu terrealisasi dalam isi buku tersebut.
Penulis juga harus dengan sadar mengenai tujuan dia menulis resensi. Oleh sebab itu, penulis harus teliti menuangkan sasaran – sasaran yang tepat dalam resensi yang ditulisnya agar dapat menggambarkan secara jelas mengenai segala hal yang ada dalam buku tersebut, yang pada akhirnya menjadi pertimbangan pembaca untuk menentukan apakah buku itu layak baca atau tidak.

CONTOH RESENSI
Resensi novel
The Secret Life Of Bees
Setelah membaca Killing a Mocking Bird rasanya tidak ada buku yang dapat menggambarkan luka akibat diskriminasi warna kulit senatural buku ini, mungkin hanya The Secret Life Of Bees lah yang dapat menggambarkan begitu natural dan dalam tentang luka akibat praktek diskriminasi yang terjadi di Amerika tahun 60-an.

Lily Owens melalui pencarian panjang untuk menemukan sosok seoarang Ibu yang selalu dihalangi oleh ayahnya T. Ray. Sosok ibu yang sempurna telah hancur ketika T. Ray memberitahukan kenyataan dibalik kematian Ibunya. Kenyataan yang menghancurkan hati gadis berumur 14 tahun ini.

Lily yang putus asa ini akhirnya melarikan diri dengan Rosaleen pembantunya setelah Rosaleen menghina pria kulit putih. Dalam pelarian ini, bukan hanya pelarian mencari tempat belindung dari kejaran polisi tetapi juga awal dari pencarian Lily akan sosok Ibu.

Dituntun oleh peninggalan Ibunya, Lily menemukan hati perempuan-perempuan yang menumbuhkan hubungan baru Ibu dan anak yang selalu diimpikan oleh Lily Owens, yang didapatnya dari sebuah perternakan Lebah.

Cerita dan penulisan yang unik karena setiap bab-nya diawali dengan quote-quote tentang Lebah dan dunianya. Sebuah Novel yang menyentuh hati.

Sumber          
Aan sugianto mas.2001.Kajian Prosa Fiksi Drama.STKIP.Kuningan

Nama              : Fatma Kusuma Wardani
NPM               : 10208486
Kelas               : 3EA10
Tugas Bahasa Indonesia 2